Gua Kamang
yang terletak di jorong Durian, Kanagarian Kamang Mudik, Kecamatan Kamang
Magek, Kabupaten Agam merupakan salah satu gua yang dahulunya dipergunakn oleh
pejuang Agam untuk berbagai keperluan dalam merebut Kemerdekaan Republik
Indonesia dari pihak kolonial Belanda. Gua ini dijadikan sebagai tempat untuk
mengatur strategi dalam perang kamang, di antara tokoh yang pernah
menggunakannya adalah Haji Abdul Manan. Dalam kehidupan sehari-hari gua ini
lebih dikenal dengan sebutan Ngalau Kamang.
Selain itu
di tahun 1831, juga digunakan sebagai benteng bagi Tuanku Nan Renceh dan
pengikut-pengikutnya. Beliau adalah salah seorang perwira dan pejuang nan
masyhur pengikut Tuanku Imam Bonjol pejuang kemerdekaan melawan penjajahan
dalam perang Padri 1821 – 1837. Nan Renceh di kenal pula sebagai satu di antara
Harimau Nan Salapan (Harimau Yang Delapan)di Luhak Agam. Kedelapan perwira Imam
Bonjol ini sangat di takuti Belanda. Dalam gua Ngalau Kamang memang ada ruangan
seluas 70 meter persegi tempat Tuanku Nan Renceh mengatur siasatdan pertahanan
diri. Ada sumur yang airnya bersih dan cukup buat persedian memasak, sementara
bukit yang melindungi gua tak mudah di gempur meriam sudut atau metraliur model
kuno saat itu.
Ngalau Kamang
yang mempunyai panjang sekitar 5 km sering di kunjungi oleh masyarakat dalam
kegiatan wisata, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan rusak,
disekitarnya berdiri pabrik-pabrik kapur yang bahan bakunya di ambil dari
batu-batu yang ada di sekeliling Ngalau.
Di Gua ini juga pernah dilakukan penelitian oleh Lembaga Purbakala Direktorat Kebudayaan Departemen P & K bersama dengan Doktor Bennet Bronson dari Universitas Pensylvania di bawah pimpinan Basuki. Dari penelitian itu ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang umurnya lebih muda dari zaman paleolitikum yaitu awal tahun masehi. Dari temuan tersebut dapat diperkirakan bahwa di lokasi ini sudah ada kehidupan manusia sejak awal abad pertama masehi.
Gua yang berjarak 15
kilometer dari Bukittinggi ini sangat mudah dicapai dengan berbagai jenis
kendaraan. Jalan ke sana cukup baik datar sekalipun ada yang belum diaspal.
Pintu-pintu gua pun dihiasi dengan gerbang model rumah gadang. Masuk dari pintu
utama turis boleh keluar dari lobang lain di tempat agak tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar